Jumat, 08 Maret 2019

Waspada Anemia Pada Anak


Anemia adalah suatu kondisi di mana jumlah sel darah merah dalam tubuh menurun di bawah batas normal.  Kondisi ini dapat menggangu kesehatan karena sel darah merah mengandung hemoglobin, protein yang membawa oksigen ke jaringan tubuh. Anemia dapat menyebabkan berbagai komplikasi termasuk stres dan sensasi letih pada tubuh. Tidak hanya pada orang dewasa, anemia juga dapat terjadi pada anak-anak

Anemia yang paling sering terjadi pada anak merupakan kondisi saat tubuh kekurangan zat besi. Zat besi adalah salah satu bahan pembentuk hemoglobin. Akibatnya, darah jadi kesulitan memasok oksigen yang cukup ke seluruh bagian tubuh si kecil.

Anemia bisa disebabkan oleh banyak faktor. Di antara berbagai penyebabnya, anemia bisa terjadi akibat kelainan bawaan (genetik), masalah gizi (seperti kekurangan zat besi), infeksi, beberapa jenis kanker, atau karena paparan obat atau racun.  kekurangan zat besi merupakan penyebab terbanyak anemia yang terjadi di Indonesia, khususnya pada anak-anak. Kurang nya asupan zat besi dapat disebabkan karena rendahnya pengetahuan orang tua tentang makanan yang mengandung zat besi, kurang peduli dengan makanan dengan gizi seimbang, atau rendahnya daya beli masyarakat. Sumber bahan makanan yang mengandung zat besi seperti daging merah, tiram, hati, ikan, kacang-kacangan dan bayam. 

Tanda dan Gejala Anemia Pada Anak
Di Indonesia, menurut konsultan tumbuh kembang anak Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung dr. Kusnadi Rusmil SpA(K) MM, kebanyakan keluarga tidak menyadari anak-anaknya mengidap anemia. Sebuah penelitian tahun 2004 menunjukkan rata-rata anak Indonesia baik laki-laki maupun perempuan mempunyai berat dan tinggi di bawah nilai rata-rata standar.
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Yayasan Kusuma Buana dari 3000 anak usia sekolah yang diperiksa, hampir separuhnya menderita anemia. “Hal itu berarti satu dari dua anak usia sekolah menderita anemia,” katanya.
Dampaknya bisa terlihat saat anak memasuki usia pra sekolah dan usia sekolah. Anak akan mengalami gangguan konsentrasi, daya ingat rendah, kemampuan memecahkan masalah rendah, gangguan perilaku, dan tingkat IQ yang lebih rendah. Akibatnya adalah penurunan prestasi belajar dan kemampuan fisik anak.
Selain gejala di atas,  anemia akibat kurang zat besi juga dapat mengakibatkan gangguan makan pada anak. Anak menjadi suka memakan benda yang tidak lazim seperti tanah, es batu, tepung maizena. Perilaku ini disebut juga dengan pika ini tidak begitu berbahaya, kecuali jika anak makan sesuatu yang beracun. Biasanya pika berhenti setelah anemia diobati dan saat anak tumbuh dewasa.